bersama teman angkatan 2 SEDAMU

setelah acara temu kangen dan buka bersama alumni SEDAMU I - VII.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 11 September 2012

IPB Luncurkan 5 Varietas Padi Unggul


JAKARTA – Berkontribusi untuk ketahanan pangan serta kemajuan agrikultur Indonesia, Institut Pertanian Bogor (IPB) meluncurkan lima varietas padi unggulan. Hasil penelitian Hajrial Aswidinoor dan tim dari Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB tersebut diperkenalkan dalam International Seminar and Launching Varieties Agriculture Adaptation.
Pada acara yang digelar di IPB International Convention Center (IICC), Rabu (5/9/2012) itu tampak hadir petani dari Cianjur, Karawang, desa lingkar kampus, serta pakar di bidang pertanian baik dalam maupun luar negeri. Kelima varietas unggulan yang diluncurkan dalam seminar yang mengangkat topik “Research & Innovation toward Environment Resilience & Food Security” adalah IPB 3S, IPB 4S, IPB Batola 5R, IPB Batola 6R, dan IPB Kapuas 7R.
Kelima varietas padi tersebut memiliki keunggulan masing-masing. IPB 3S, misalnya, cocok bagi sawah tadah hujan dan lahan irigasi. Jenis padi ini memiliki produktivitas 7 ton per hektare (ha) dan berpotensi menghasilkan 11,2 ton per ha.
Untuk jenis IPB 4S baik dikembangkan pada media sawah tadah hujan dan lahan irigasi. Padi jenis ini memiliki produktivitas 7 ton dan berpotensi menghasilkan 10,5 ton per ha. Baik IPB 3S dan IPB 4S memiliki ketahanan terhadap tungro, agak tahan terhadap penyakit blast, dan agak tahan terhadap hawar daun bakteri.
Jenis ketiga adalah IPB Batola 5R yang diperuntukan bagi lahan pasang surut dan lebak. Padi jenis ini memiliki produktivitas 4.3 ton per ha dan berpotensi menghasilkan 5,3 ton per ha Gabah Kering Giling (GKG).

INPARI 13 VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH YANG PULEN, GENJAH DAN TAHAN WERENG COKLAT

0ainpari13Varietas unggul padi sawah yang berkembang di petani hingga saat ini rata-rata berumur genjah sampai sedang (110-124 hari). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah melakukan suatu terobosan dalam perakitan varietas unggul baru, dengan menghasilkan varietas padi sangat genjah dan tahan wereng coklat.
Varietas unggul tersebut dilepas pada akhir tahun 2009 dengan nama Inpari 13 (Inpari = Inbrida Padi Irigasi). Varietas unggul baru ini dapat dipanen pada umur 103 hari. Selain sangat genjah dan tahan wereng coklat, Inpari 13 juga berdaya hasil tinggi. Selama pengujian di beberapa lokasi, varietas unggul baru ini mampu berproduksi 8,0 t/ha dengan rata-rata 6,59 t/ha.
Inpari 13 merupakan hasil persilangan galur OM606 dan IR18348-36-3-3. Postur tanamannya pendek, rata-rata 103 cm, lebih pendek dibandingkan dengan IR64 dan Ciherang masing-masing dengan tinggi tanaman 115-126 cm dan 107-125 cm. Jumlah anakan produktifnya cukup banyak, rata-rata 17 batang per rumpun, setara dengan Ciherang (14-17 batang).

faktor produksi pertanian


Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh/berkembang dan menghasilkan hasil memuaskan. Faktorproduksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktorproduksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang diperoleh. Kembali ke pembahasan !Macam-macam faktor produksi dibagi menjadi empat yaitu:

a.Faktor produksi lahan

Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi ke luar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya (Mubyarto, 1995).Potensi ekonomi lahan pertanian organik dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang berperan dalam perubahan biaya dan pendapatan ekonomi lahan. Setiap lahan memiliki potensi ekonomi bervariasi (kondisi produksi dan pemasaran), karena lahan pertanian memiliki karakteristik berbeda yang disesuaikan dengan kondisi lahan tersebut. Maka faktor-faktornya bervariasi dari satu lahan ke lahan yang lain dan dari satu negara ke negara yang lain. Secara umum, semakin banyak perubahan dan adopsi yang diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang ditanggung untuk perubahan-perubahan tersebut. Kemampuan ekonomi suatu lahan dapat diukur dari keuntungan yang didapat oleh petani dalam bentuk pendapatannya. Keuntungan ini bergantung pada kondisi-kondisi produksi dan pemasaran. Keuntungan merupakan selisih antara biaya (costs) dan hasil (returns).